Jumat, November 14, 2008

Siapa Menggunting Adhyaksa?

INILAH.COM, Jakarta – Belakangan ini PKS menjadi sasaran kritik dari berbagai golongan dan organisasi pergerakan. Iklan-iklan mereka mengundang kontroversi, termasuk iklan kader mereka, Adhyaksa Dault. Ada yang saling menggunting?

Pekan ini, iklan Sumpah Pemuda yang dilakukan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault dikritik Pemuda Muhammadiyah. Bahkan Ketua Pemuda Muhammadiyah, Muhammad Izzul Muslimin melaporkan Adhyaksa ke Bawaslu pada Kamis (13/11).

Alasan Izzul, Adhyaksa dinilai memanfaatkan fasilitas negara sebagai Menegpora. Adhyaksa adalah kader Muhammadiyah yang bergiat di PKS.

“Saya prihatin. Izzul Muslimin sudah saya anggap adik saya sendiri. Dia sering bertemu saya. Kadang saya berpikir, apa maunya. Bukankah saya juga kader Miuhammadiyah, tapi kenapa dia tega melakukannya,” kata Adhyaksa kepada INILAH.COM, Jumat (14/11).

Para pengamat dan aktivis PKS mengingatkan Izzul bahwa Pemuda Muhammadiyah dan organisasi di bawah Muhammadiyah sudah sering memperoleh bantuan dana dari Menegpora. Namun, kenapa begitu tega melaporkannya ke Bawaslu?

Apalagi, Adhyaksa adalah kader Muhammadiyah. Pada akhirnya, kesan yang muncul adalah adanya saling sikut dan saling gunting di kalangan politisi Muhammadiyah yang aktif dan berpencar di berbagai parpol.

“Menegpora beriklan sesuai UU dan aturan yang berlaku. Langkah Pemuda Muhammadiyah itu tidak etis. Atau mungkin ia mencoba memanfaatkan sebagai upaya menarik perhatian,” kata Moh Shofan, seorang pengamat Islam dan politik dari sayap muda Muhammadiyah.

Di kalangan Muhammadiyah, manuver Izzul membuat para kader dan aktivis Muhammadiyah terbelah. Ada yang setuju, tak sedikit yang kontra. Pasalnya, Adhyaksa adalah kader Muhammadiyah.

Tak terima dengan langkah Pemuda Muhammadiyah itu, kalangan PKS membela Menegpora dengan tegas. “Itu hal yang lumrah. Dalam iklan tersebut, Adhyaksa berkapasitas sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olahraga. Jadi, tidak ada masalah,” kata Ketua Fraksi PKS, Mahfudz Siddieq.

Kemenegpora merupakan kementerian negara yang berkepentingan soal kepemudaan. Apalagi, acara perayaan Sumpah Pemuda yang diselenggarakan Adhyaksa dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Seharusnya, Pemuda Muhammadiyah juga menggugat menteri yang berasal dari parpol lain seperti, Mendiknas Bambang Sudibyo yang dari PAN dan Menteri UKM dan Koperasi Suryadarma Ali (PPP).

“Kalau perlu sekalian menteri yang orang partai digugat, biar bareng-bareng. Jadi Muhammadiyah jangan diskriminatif, hanya karena PKS saja,” pungkas Mahfudz.

PKS memang proaktif dalam beriklan belakangan ini dengan maksud memikat publik. Berdasarkan teori Sean Covey dalam bukunya The 7 Habbits of Highly Effective Teens yang menyingkapkan pentingnya sikap proaktif dan kreatif, PKS sebagai partai Islam diperhitungkan akan menuai kesuksesan di Pemilu 2009 dan masa-masa yang akan datang.

Teori Sean Covey memang bersifat umum. Artinya, siapapun bisa dan berhak untuk sukses asal memenuhi ‘hukum sukses’ Sean Covey. Dan para analis politik melihat PKS sudah memenuhi kualifikasi itu.

Serangan atas iklan Adhyaksa adalah kecemburuan lain atas manuver Adhyaksa yang politisi PKS. Padahal, Menegpora tidak beriklan politik sebagai anggota PKS, melainkan untuk bangsa ini sesuai peran dan fungsinya sebagai Menegpora, sebuah jabatan publik yang mesti mementingkan urusan masyarakat. [I4]

Tidak ada komentar: